Ada yang berbeda
di tepi lapangan futsal hari ini. Bukan sepatu baru dan bukan juga air mineral
botol 1.5 liter, melainkan Rina yang duduk di kursi Panjang tepi lapangan
Futsal. Rina dengan sabar duduk menunggu hingga 60 menit berlalu. Sesekali aku
melirik ke arah Rina disaat aku mengecoh lawan di Lapangan. Aku melihat raut
wajahnya yang ceria dengan senyuman manisnya mengarah kepada ku. Sungguh tidak fokus
aku bermain futsal hari ini. Bagaimana bisa fokus, Rina mengalihkan pemandangan
gawang bola.
Pagi hari ini diguyur dengan hujan yang sangat deras.
Rina menanyakan kepadaku apa yang aku lakukan hari ini. Senang sekali aku jika ditanya
seperti ini. Rasanya seperti ada yang perhatian kepada ku. Maklum lah, jarang.
“Bis, udah bangun belom?” Ini adalah kalimat yang
hampir setiap hari disaat aku mengecek handphone di pagi hari.
“Belom, masih mimpi” Balas chat-ku. “Ah ada-ada aja
lo, masa tidur bisa bales chat” Rina menjawab. “Ini korin Bisma, jangan kaget
ya” Lanjut ku. “Hahaha, moodbooster banget sih lo Bis”. Senangnya bisa menjadi
moodbooster Rina di pagi ini. Dia tidak tahu saja bahwa Dia adalah moodbooster
ku dengan sapaan-sapaannya. Walau hanya via chat. Aku tidak peduli.
“Lo hari ini kemana?” tanya Rina. “Posesif amat lo,
tumben amat nanyain” Ujarku. “Posesif lo kira judul lagu Naif ape” Balas Rina.
“Ih tau aja model video clipnya hahaha” Candaku. “Pagi-pagi udah nyebelin aja
lo ya, Bis!” Rina kesal. “Jadinya gue moodbooster atau moodbreaker nih?
hahahaha” Balas lagi dengan candaku. “Pikir aja sendiri” Rina pun bete. “Hahaha
jangan kesel gitu dong, gue mau Futsal hari ini Rin” Balas ku. “O” Balas
singkat Rina.
“Cie ngambek, daripada ngambek mending ikut gue
Futsal” Candaku meredakan suasana. “Mau dong. Jemput ya!” Ujar Rina. Balasan
Rina saat ini sangat amat tidak disangka. Aku bergegas menyiapkan pakaian ganti
dan sepatu Futsal ku. Dengan menggunakan jas hujan, aku menerobos ke rumah
Rina. Aku melihat Rina yang ternyata sudah siap di depan rumahnya menggunakan
jas hujan.
“Dengan kak Rina? Dengan tujuan GS Futsal?” Lawakku
bergaya ala ojek online. “Iya, dengan mas Bisma ya?” Rina menanggapi. “Benar
sekali, hari ini kak Rina beruntung dapat driver saya karena saya tampan
ngalahin Hamish Daud” Canda ku. “Asyik Raisa naik bareng Hamish”. Akhirnya Rina
duduk dibelakang dilanjutkan dengan tertawa bersama.
Diperjalanan Rina menyuruhku berhenti di minimarket
yang mana aku sedang buru-buru. “Bis, minimarket dulu dong!” Suruh Rina.
“Gausah deh ntar aja ya, takut telat nih Rin” Jawabku. “Ini penting banget Bis,
melebihi apapun” Rina menjawab dengan gaya dramanya. “Iya deh bentar ya Rin”
Balasku sambil menepikan motor.
“Beli apaan sih lo Rin?” tanya ku. “Nih gue beliin air
mineral, tadi gue pegang tas lo gaada air” Balas Rina. “Wih perhatian amat lo
ya!” puji ku. “Gue gamau temen gue mati kehausan. Thanks me later, loser.” Lanjut
Rina.
Sebelum bermain aku yakin sekali bahwa hari ini akan
menjadi hari ku. Aku harus main bagus di permainan hari ini. Tidak boleh ada
kesalahan. Maklum, Rina menonton ku bermain. Pastinya dengan semangat yang
berbeda. Alhasil hari ini aku tidak fokus.
“Gue kira bisa main futsal lo Bis, ternyata begitu
doang. Cupu ah” Ledek Rina selesai Bell berbunyi. “Ada lo sih, gawang ga
keliatan jadinya” Canda ku. “Hahaha pinter gombal lo ya, basi ew” Balas Rina.
“Rin makan yuk, ada mie rebus disitu. Enak deh. Sekalian nunggu hujan reda”
Ajakku. “Habis olahraga jangan makan mie instant lah” Tolak Rina. “Lah emang
kenapa? Kan enak.” Balas ku. “Gak gak gak, pokoknya harus makan nasi!” Lanjut
Rina. “Yaudah mi rebus pake nasi deh” Canda ku lagi. “Ya sama aja bohong dong”
Ujar Rina. “Yuk warteg di depan, langganan gue nih” “Nah gitu dong, yuk!”
“Tumben amat lo perhatian sama gue Rin, jarang-jarang
nih” iseng ku. “Gausah GR deh lo Bis” Jawab Rina. “Gak GR yeu, dasar gamau
ngaku” Lanjut ku. “Gue hanya gamau temen gue mati tiba-tiba gara kurang air” Balas
Rina. “Enggak, maksud gue perhatian amat lo nanyain gue kemana tadi pagi” Ujar
ku. “Hih siapa yang perhatian, gue kan nanya doang” “Iya deh lain kali gue ga
nanya lagi” Lanjut Rina. “Eh, gak gitu maksud gue hehehe. Seneng tau gue
ditanya-tanyain gitu” “Berasa ada yang perhatian gitu” Balas ku.
“Ya anggep aja Bis kalo lo punya pacar, anggep aja
latihan” Balas Rina.
Dengan kalimat yang dilontarkan Ia siang hari tadi,
membuatku berfikir panjang. Apakah ini sedikit hinaan? Atau bahkan ini seperti
‘kode’? Tidak mungkin sekali. Aku GR sekali sepertinya. Tapi tindakan-tindakan
Ia berbeda seperti biasanya. Jarang sekali Ia menanyakan dan memperlakukan ku
seperti itu. Aku merasa seperti punya dirinya, iya Rina.